WhatsApp Image 2024-10-22 at 2.42.29 PM

SENI MEMBUKA MATA SEJARAH JALUR REMPAH

Ditemani oleh Dr. Tara Desjardins, Kurator di Museum of Islamic Art (MIA) Doha Qatar, kami berkeliling membaca lanskap Indonesia tempo dulu. Ada banyak benda bersejarah yang seakan berbicara kepada kami bahwa “Nusantara sedari dulu adalah bangsa yang besar maka ini perlu diwariskan dan dilanjutkan kembali”.

Salah satu yang amat menarik ialah soal “spice route”. Jalur perdagangan rempah-rempah telah menjadi salah satu jalur perdagangan utama sepanjang sejarah, membentang dari abad ketiga hingga kedelapan Hijriah, yang bersamaan dengan abad kesepuluh hingga abad keempat belas Masehi.

Ini merupakan rute perdagangan yang sangat penting, menghubungkan berbagai wilayah di Asia dengan Timur Tengah dan Eropa. Kemunculan jalur perdagangan rempah-rempah pada abad ke-3 hingga ke-8 Hijriah atau abad ke-10 hingga ke-14 Masehi telah memainkan peran penting dalam pertukaran budaya, ekonomi, dan politik antarbangsa.

Jalur perdagangan rempah-rempah juga dibuka oleh bangsa Portugis pada abad kesembilan dan kesepuluh Masehi, serta pada abad kelima belas dan keenam belas Masehi. Salah satu bukti penting dari jalur perdagangan ini adalah bangkai kapal karam Cirebon yang menjadi saksi bisu dari kejayaan dan kejatuhan perdagangan rempah-rempah di masa lalu.

Sebagai catatan, Museum of Islamic Art (MIA) dibuka pada 2008 sebagai salah satu proyek awal dari Qatar Museums. Terletak di pulau buatan sekitar 60 meter dari Corniche, MIA menawarkan pemandangan menakjubkan kota Doha dan telah menjadi simbol arsitektur yang mencolok di tepi pantai.

MIA memiliki berbagai galeri yang memamerkan koleksi seni Islam dari Asia, Eropa, dan Afrika, termasuk karya-karya dari abad ke-7 Masehi. Koleksi permanen MIA mencakup lebih dari 1.400 tahun sejarah dan termasuk berbagai barang, mulai dari manuskrip hingga perhiasan.

Terima kasih kepada otoritas budaya di Indonesia; Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, dan Qatar; Years of Culture 2023 yang telah mengajak kami membuka mata kepala dan mata batin kami ini.

Salam
Bekasi, 25 Maret 2024
Atunk F Karyadi

herbal

Tiga Herbal Multi Aksi

Nigella Sativa, Piper Nigrum, dan Curcuma Longa dalam Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Neurodegeneratif disertai pembahasan Nanoteknologi.   
Buku “Tiga Herbal Multi Aksi: Nigella Sativa, Piper Nigrum, dan Curcuma Longa (Curcuma Domestica) sebagai Pencegah dan Terapi Penyakit Neurodegeneratif” merupakan sebuah karya yang menggabungkan antara pengolahan bahan herbal dengan teknologi nano.


 Buku ini membahas secara komprehensif mengenai tiga jenis herbal yang memiliki potensi sebagai pencegah dan terapi penyakit neurodegeneratif, yaitu Nigella Sativa, Piper Nigrum, dan Curcuma Longa. Selain itu, buku ini juga membahas mengenai teknologi nano dalam pengolahan bahan herbal, yang menjadi trend di masa depan. Teknologi nano memungkinkan bahan herbal untuk diolah dengan lebih efektif dan efisien, sehingga khasiatnya dapat lebih maksimal. 


Dalam buku ini, pembaca akan mendapatkan informasi mengenai bagaimana teknologi nano dapat diterapkan dalam pengolahan ketiga herbal tersebut.