Untitled design (1)

Langkah langkah Validasi Kuesioner Skala Likert

Penerjemahan dan validasi kuesioner merupakan langkah
krusial dalam penelitian, khususnya yang menggunakan
instrumen pengukuran dari budaya dan bahasa yang berbeda.
Kuesioner yang valid dan reliabel akan menghasilkan data
yang akurat dan dapat diandalkan, sehingga kesimpulan
penelitian pun menjadi valid.

Buku ajar ini membahas tahapan-tahapan penting dalam
validasi kuesioner skala Likert, mulai dari penerjemahan,
uji validitas isi, uji validitas konstruk, hingga uji reliabilitas.

Dilengkapi dengan contoh kasus dan penjelasan yang mudah
dipahami, buku ini diharapkan dapat membantu pembaca
dalam menerapkan langkah-langkah validasi secara tepat dan
sistematis

By: Dr. dr. Tirta Darmawan Susanto, MKes, FSASS, Dr. dr. Nicolaski Lumbuun, SpFK | dr. Marshell Timotius Handoko, MM., Sp.KKLP, Subs. FOMC, C.PallMed | dr. Denny Emilius, MARS | dr. Andrew Chandra, MM, MMRS | dr. Anita | dr. Gabrielle Glenis | dr. Lely Sustantine | dr. Diana

letter from grandpa

Letter From Grandpa

By: Arman Yurisaldi

In a hospital setting, a young doctor named Benny, who has just completed his specialist
training in pulmonology, is deeply concerned about his colleague Silvi, who appears to
be in distress. Their conversation reveals that Silvi is struggling with depression due to
persistent bullying from Siti Setiati, a newly appointed lecturer in ophthalmology. This
situation highlights the darker aspects of medical education, where nepotism and
discrimination thrive, affecting the well-being of young professionals.
Silvi expresses her fears about reporting the bullying, worried it may worsen her situation,
and Benny encourages her to stand up against this unacceptable behavior. He
emphasizes that workplace bullying, especially that stemming from issues like nepotism
and racism, has no place in the hospital environment. Silvi reflects on her observations,
noting that many young faculty members are appointed through unfair connections rather
than merit, leading to a toxic environment.
As they delve deeper into the systemic issues within their institution, Benny supports Silvi
in confronting these challenges. They discuss how bullying often stems from insecurities
and a need to assert power over others, which creates a vicious cycle of victimization and
aggression. They agree on the importance of speaking out and creating awareness about
the detrimental effects of bullying and discrimination in the workplace.

The story concludes with a hopeful outlook on the future, suggesting that with
determination and support, positive change is achievable. The characters emerge
stronger, ready to confront whatever challenges lie ahead, armed with the lessons
learned from their trials and the unwavering belief in the power of solidarity and integrity.

ROGOJAMPI

Imperata Grass From Rogojampi

By: Arman Yurisaldi

Ngabehi Akadikoen Ronodihardjo traveling to the district of Rogojampi in a horsedrawn carriage. Accompanied by his loyal driver, Dul Syukur, and his wife, Raden
Ajeng Oeloepi, the journey is steeped in tension and foreboding, especially following
the mysterious death of the previous assistant district head, Raden Soewarto. The
atmosphere is thick with unease, compounded by the eerie presence of an old,
dilapidated house that is to be their new residence—a house rumored to have been
haunted.

On April 4, 1931, the Rogojampi Sugar Factory hosts an annual sugarcane
grinding event, celebrated with traditional dances and rituals, showcasing the beauty
of local culture. Amidst the festivities, a dancer’s unexpected actions cause a stir,
leading to questions about her identity—was she Nyai Ireng? The incident raises
tensions between the mystical and the mundane, as Mas Ngabehi’s worries about his
family’s safety grow.

“Imperata Grass from Rogojampi” weaves a complex tale that
goes beyond mere storytelling, offering insights into the cultural dynamics of colonial
Indonesia while exploring universal themes of fear, courage, and the enduring power
of the past. The characters’ struggles and triumphs become a mirror for readers,
prompting them to consider the legacies they carry and the stories yet to unfold in
their own lives

pelangi kasih

PELANGI KASIH

Setelah terbitnya buku-buku puisi Alegori Rindu, Cinta Mawar Biru, Warna-warni Kemerdekaan, Gerimis Mengundang Lagi, Hikmah-Nya COVID-19, kini sebuah lagi kumpulan puisi Pelangi Kasihku dapat diterbitkan.


Puisi-puisi di dalam buku ini banyak menyentuh tentang kisah kasih sayang dari pelbagai aspek yang luas. Harapan saya semoga buku puisi Pelangi Kasihku dapat mengajak naluri pembaca untuk menikmati betapa syahdunya kisah kasih sayang itu terhadap manusia, alam, haiwan dan pastinya kepada Sang Khalik pencipta kita.

By: Nazariah Nasir

PASINAON

PASINAON (THE LESSON)

Dive into the mystical world of “Pasinaon,” a historical novel that masterfully intertwines the realms of modern medical science and ancient magic. Written by the talented A.A. Yurisaldi, this novel takes readers on an exhilarating journey through time and tradition.

Set against the beautiful backdrop of Malang, East Java, “Pasinaon” explores the intricate cultural tapestry of Javanese, Dutch, and Chinese elites in the Dutch East Indies. The story unfolds within the walls of the Nederlands Indische Artsen School (NIAS) in 1939 Surabaya, where the heirs of two powerful magical sciences, Kalakembar and Kalamunyeng, unexpectedly cross paths. As tensions rise between the scientific and mystical worlds, readers are left wondering: Can the canvas of Javanese mystical teachings erase the dark influence of Kalakembar?

Produced by the renowned Arman Yurisaldi, “Pasinaon” promises to captivate with its rich blend of medical intrigue and magical suspense. It’s no wonder that this spellbinding tale has been added to the prestigious collection of The National Library of Australia, further testament to its cultural significance and literary value. Don’t miss this extraordinary story that will keep you on the edge of your seat!

BY: Arman Yurisaldi

fathurrahman-karyadi-bersama_241105145545-451

Gerbang Peradaban Jalur Rempah di Pesisir Utara Jawa

Jalur Rempah Nusantara tidak hanya berperan sebagai jalur perdagangan.

JAKARTA — Pada 10 Oktober 2024, Direktorat Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menggelar seminar bertajuk ‘Pengaruh Jalur Rempah di Pesisir Utara Jawa’.

Acara ini diadakan di Premiere Hotel Tegal dan dihadiri oleh berbagai kalangan seperti pegiat literasi, budayawan, akademisi, penulis, pustakawan, dan komunitas lainnya yang memiliki minat pada sejarah dan kebudayaan Nusantara.

Seminar tersebut dibuka dengan sambutan oleh Dr. Restu Gunawan, M.Hum., Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan, dan dilanjutkan dengan keynote speech dari Dr. H. Abdul Fikri Faqih, Wakil Ketua Komisi X DPR RI. Selain itu, beberapa narasumber turut berbagi pandangan, termasuk M. Fikri Hidayatullah dan Dwi Intan Afidah keduanya dari Politeknik Harapan Bersama Tegal, serta saya sendiri yang menyampaikan presentasi dengan tema ‘Dari Nusantara untuk Dunia’.

Presentasi ini menyoroti sebuah fakta penting yang jarang disadari oleh banyak orang, yaitu bahwa Jalur Rempah Nusantara tidak hanya berperan sebagai jalur perdagangan, tetapi juga sebagai kekuatan penggerak sejarah dunia.

alur ini menghubungkan manusia, barang, dan ide antar benua, menjadikannya lebih dari sekadar rute ekonomi. Jalur rempah menjadi ruang pertemuan peradaban di mana ilmu, budaya, dan teknologi dipertukarkan. Jalur rempah, dengan kekayaan komoditas seperti pala, cengkeh, dan kayu manis, menjadi simbol kekayaan alam Nusantara dan menempatkan kawasan ini sebagai pusat perhatian dunia sejak abad pertengahan hingga era kolonial.

Sebagai tempat peleburan berbagai gagasan dan nilai, Jalur Rempah memainkan peran besar dalam menciptakan memori kolektif yang hingga kini menandai Nusantara sebagai pusat pertemuan peradaban dunia. Nusantara, yang saat itu dikenal sebagai “Kepulauan Rempah”, menarik perhatian dunia internasional, baik dari bangsa-bangsa di Timur Tengah, Eropa, hingga Asia Timur. Inilah yang kemudian mengukuhkan peran strategis Nusantara sebagai poros maritim dalam sejarah dunia.

Sejumlah catatan sejarah membuktikan pentingnya peran Nusantara dalam jalur rempah global. Kitab ‘Aja’ib al-Makhluqat wa-Ghara’ib al-Mawjudat karya Zakariya ibn Muhammad al-Qazwini (1203-1283) menyebutkan Nusantara sebagai kawasan yang luar biasa dengan kekayaan sumber dayanya. Begitu pula catatan perjalanan Ibn Battuta (1304-1368), seorang cendekiawan dan penjelajah asal Maroko, yang mencatat kunjungannya ke Aceh pada 1345. Di sana, ia bertemu dengan Sultan Al-Malikul Zahir Jamaludin, penguasa Samudra Pasai yang dikenal sebagai seorang Muslim yang saleh dan berperan penting dalam pengembangan Islam di Nusantara.

Tak hanya itu, karya-karya seni dan peta kuno seperti yang dibuat oleh Theodore de Bry (1528-1598) menggambarkan Jawa atau Nusantara sebagai titik pusat peradaban dunia dalam Jalur Rempah. Peta tersebut menunjukkan betapa pentingnya Nusantara dalam konteks perdagangan global, di mana kapal-kapal dagang dari Belanda dan Eropa meninggalkan Amsterdam pada abad ke-16 dan 17 untuk berlayar ke ‘The Spices Island’ atau Kepulauan Rempah.

Sebagai contoh nyata, peninggalan arkeologis berupa perahu kuno di Desa Punjulharjo, Rembang, yang diperkirakan dibuat pada abad ke-7 Masehi, menandakan bahwa wilayah ini telah menjadi pusat perdagangan maritim yang penting jauh sebelum kedatangan bangsa-bangsa Eropa. Perahu ini memiliki panjang 15 meter dan lebar 5 meter, dan terbuat dari kayu ulin menggunakan teknik penyambungan papan yang canggih pada masanya.

Dalam seminar ini, saya juga menyoroti buku-buku yang diterbitkan oleh Kemendikbud pada 2020 dan oleh BRIN pada 2023 yang memperkuat penelitian terkait Jalur Rempah Nusantara, memberikan wawasan tentang pengaruh budaya, agama, dan ekonomi yang dihasilkan dari jalur ini.

Salah satu fokus utama adalah bagaimana Jalur Rempah memiliki dampak langsung pada pesisir utara Jawa, yang merupakan salah satu pusat utama perdagangan rempah di Nusantara. Setidaknya, ada delapan pengaruh Jalur Rempah di Pesisir Utara Jawa sebagaimana berikut ini:

Pertama, terbentuknya pelabuhan sebagai pusat perdagangan

Pelabuhan-pelabuhan strategis di pesisir utara Jawa seperti Cirebon, Semarang, Demak, Lasem, Tuban, dan Gresik menjadikan Jawa sebagai pusat perdagangan internasional, memfasilitasi aliran barang, budaya, dan ide dari berbagai penjuru dunia.

Kedua, peran sentral Walisongo

Tokoh-tokoh Walisongo hidup, mengajar, dan wafat di pesisir utara Jawa. Mereka memainkan peran penting dalam penyebaran Islam dan menjadikan wilayah ini pusat pendidikan dan spiritualitas. 

Ketiga, perjalanan haji melalui jalur laut

Pelabuhan di pesisir utara menjadi titik keberangkatan jamaah haji yang berlayar ke Mekah, memperkuat hubungan antara Jawa dengan dunia Islam yang lebih luas.

Keempat, komunitas muslim yang didominasi kaum santri

Komunitas Muslim di pesisir seringkali dipimpin oleh para santri, pelajar agama yang menjadi pemain kunci dalam dinamika sosial dan keagamaan di wilayah tersebut.

Kelima, maraknya lembaga pendidikan agama tradisional

Pesisir utara Jawa menyaksikan tumbuhnya banyak pesantren yang menjadi pusat studi agama dan pelestarian ilmu pengetahuan, terutama ilmu keislaman, yang menjadi fondasi penting dalam pendidikan di Indonesia.

Keenam, pembangunan rumah peribadatan kuno

Pembangunan masjid, gereja, dan kelenteng di wilayah pesisir utara Jawa melambangkan perpaduan arsitektur lokal dengan pengaruh luar yang kuat, mencerminkan interaksi budaya yang terjadi di sepanjang Jalur Rempah.

Ketujuh, pembangunan infrastruktur kolonial Belanda

Pembangunan Jalan Raya Pos (Jalan Daendels) oleh VOC di sepanjang pesisir utara memfasilitasi kontrol Belanda atas perdagangan rempah, serta meningkatkan mobilitas dan transportasi masyarakat setempat.

Terakhir kedelapan, pergeseran aksara Jawa ke aksara Arab dan Latin

Dengan berkembangnya Islam, aksara Arab mulai menggantikan aksara Jawa, terutama dalam konteks keagamaan, seiring dengan maraknya teks-teks Islam yang ditulis dalam bahasa Arab.

Pada akhirnya, pengaruh Jalur Rempah di pesisir utara Jawa tidak hanya terbatas pada aspek perdagangan, tetapi juga melibatkan perkembangan budaya, agama, ekonomi, dan sosial. Sejumlah kota di Jawa Tengah, termasuk Tegal, memainkan peran penting dalam perdagangan rempah dan menerima pengaruh besar dari interaksi global ini.

Peninggalan-peninggalan budaya, seperti rumah ibadah, seni pertunjukan, kuliner, dan arsitektur yang masih bertahan hingga kini, menjadi bukti nyata dari kekayaan sejarah yang dibawa oleh Jalur Rempah. Pantai Utara Jawa, dengan berbagai pengaruhnya, adalah salah satu pusat penting peradaban yang tidak boleh dilupakan dalam sejarah Nusantara.

Peneliti Jalur Rempah, Anggota Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa), dan Ketua Warisan Naskah Nusantara.

Oleh : Fathurrochman Karyadi*

Sumber: REPUBLIKA.CO.ID

web-1

Menghindari Konsumsi Daging Merah: Daging merah sebagai salah satu penyebab stroke dan kepikunan

Data epidemiologis menunjukkan bahwa negara-negara dengan konsumsi daging merah yang tinggi cenderung memiliki angka kejadian stroke dan demensia yang lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara yang mengonsumsi lebih sedikit daging merah. Misalnya, penelitian di Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa menunjukkan bahwa populasi yang mengadopsi pola makan vegetarian atau berbasis tumbuhan memiliki risiko lebih rendah terhadap kedua kondisi ini. Temuan ini mendorong para ahli kesehatan untuk merekomendasikan pengurangan konsumsi daging merah sebagai bagian dari strategi pencegahan penyakit.

Buku ini ditulis dalam bentuk ilmiah populer, agar mudah dipahami oleh semua kalangan, baik para profesional kesehatan maupun masyarakat umum. Saya mengambil sumber data dari berbagai penelitian terpercaya yang terdaftar dalam www.scopus.com, yang merupakan salah satu basis data ilmiah terbesar di dunia.

Penulis: Dr. dr. Arman Yurisaldi Saleh, M.S., Sp.N. (Departemen Neurologi FK UPN Veteran Jakarta)

Editor: Dwi Arwandi Yogi Saputra, SKM, MKM (Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta)

WhatsApp Image 2024-10-22 at 2.42.29 PM

SENI MEMBUKA MATA SEJARAH JALUR REMPAH

Ditemani oleh Dr. Tara Desjardins, Kurator di Museum of Islamic Art (MIA) Doha Qatar, kami berkeliling membaca lanskap Indonesia tempo dulu. Ada banyak benda bersejarah yang seakan berbicara kepada kami bahwa “Nusantara sedari dulu adalah bangsa yang besar maka ini perlu diwariskan dan dilanjutkan kembali”.

Salah satu yang amat menarik ialah soal “spice route”. Jalur perdagangan rempah-rempah telah menjadi salah satu jalur perdagangan utama sepanjang sejarah, membentang dari abad ketiga hingga kedelapan Hijriah, yang bersamaan dengan abad kesepuluh hingga abad keempat belas Masehi.

Ini merupakan rute perdagangan yang sangat penting, menghubungkan berbagai wilayah di Asia dengan Timur Tengah dan Eropa. Kemunculan jalur perdagangan rempah-rempah pada abad ke-3 hingga ke-8 Hijriah atau abad ke-10 hingga ke-14 Masehi telah memainkan peran penting dalam pertukaran budaya, ekonomi, dan politik antarbangsa.

Jalur perdagangan rempah-rempah juga dibuka oleh bangsa Portugis pada abad kesembilan dan kesepuluh Masehi, serta pada abad kelima belas dan keenam belas Masehi. Salah satu bukti penting dari jalur perdagangan ini adalah bangkai kapal karam Cirebon yang menjadi saksi bisu dari kejayaan dan kejatuhan perdagangan rempah-rempah di masa lalu.

Sebagai catatan, Museum of Islamic Art (MIA) dibuka pada 2008 sebagai salah satu proyek awal dari Qatar Museums. Terletak di pulau buatan sekitar 60 meter dari Corniche, MIA menawarkan pemandangan menakjubkan kota Doha dan telah menjadi simbol arsitektur yang mencolok di tepi pantai.

MIA memiliki berbagai galeri yang memamerkan koleksi seni Islam dari Asia, Eropa, dan Afrika, termasuk karya-karya dari abad ke-7 Masehi. Koleksi permanen MIA mencakup lebih dari 1.400 tahun sejarah dan termasuk berbagai barang, mulai dari manuskrip hingga perhiasan.

Terima kasih kepada otoritas budaya di Indonesia; Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, dan Qatar; Years of Culture 2023 yang telah mengajak kami membuka mata kepala dan mata batin kami ini.

Salam
Bekasi, 25 Maret 2024
Atunk F Karyadi

web-1

SURAT DARI EYANG

Surat dari Eyang adalah sebuah novel horor misteri yang akan membuat Anda terpaku pada setiap halaman. Kisah ini mengikuti perjalanan Benny, seorang dokter spesialis paru yang mengalami bullying selama pendidikan dokter spesialis. Istrinya, Silvi, yang sedang sekolah dokter spesialis mata, mengalami tekanan yang sama dari dosen mata yang berwajah menyeramkan, Siti Setiati.

Depresi yang dialami Silvi membuat pernikahan mereka hancur, dan Benny akhirnya bertemu dengan Elsye. Suatu hari, Benny menemukan sebuah buku puisi lama karya eyang buyutnya di gudang berdebu. Puisi-puisi yang ditulis dalam bahasa Jawa dan Belanda pada tahun 1920 itu mulai dibaca dan diterjemahkan oleh Benny.

Yang mengejutkan, setiap kali puisi itu dibaca, muncul aroma magis berupa aroma pandan. Lebih mengejutkan lagi, satu per satu orang yang menyakiti Benny tewas mengenaskan, persis seperti yang tertulis dalam puisi tersebut.

Orang-orang jahat itu ternyata terkait dengan sekte kalajengking merah dan hitam dari Yaman Selatan, yang pernah muncul dalam kisah sebelumnya, *Pasinaon. Bagaimana kelanjutan kisah ini? Ikuti terus dan temukan jawabannya dalam *Surat dari Eyang. Novel ini akan membawa Anda ke dalam dunia misteri yang penuh dengan aroma magis dan kematian yang mengerikan.

Jangan lewatkan!

By: A. Yurisaldi

web

Multi Potensi Neuroaid (Herbal Cina)

Buku ini merupakan hasil dari penelitian dan studi yang teliti, yang bertujuan untuk mengkaji dan mendayagunakan potensi Neuroaid II (MLC 901), sebuah obat yang biasanya digunakan untuk pengobatan stroke. Melalui buku ini, kita akan mengeksplorasi lebih jauh tentang manfaat lain dari Neuroaid II, yang mungkin belum banyak diketahui.

Buku ini ditulis berdasarkan berbagai jurnal bereputasi dan studi ilmiah yang telah dipublikasikan, sehingga pembaca dapat memperoleh informasi yang akurat dan dapat dipercaya. Tujuan utama dari buku ini adalah untuk memberikan wawasan baru dan memperluas pengetahuan kita tentang Neuroaid II dan potensinya dalam bidang medis.